Mari KitaNgobrol Strategi Ampuh Dapatkan Karyawan Blue Collar Sebagai HRD

Sebagai seorang HRD, tugas merekrut bukanlah perkara mudah. Ada banyak hal yang perlu Anda pertimbangkan, terutama saat harus merekrut blue collar worker atau pekerja kerah biru. Pekerja di industri ini punya karakteristik unik dan berbeda dari pekerja lainnya. 

Melihat masih banyaknya HRD yang kesulitan dan kebingungan menemukan kandidat terbaik pekerja kerah biru. KitaLulus sebagai salah satu portal pencari kerja blue collar worker  mengadakan acara webinar KitaNgobrol: Strategi Jitu Merekrut Karyawan Pekerja Kerah Biru 2021 dengan mengundang Luisa Margaretha G selaku HR Recruitment PT Puyo Indonesia Kreasi. Acara yang diadakan pada hari  Minggu, 14 November 2021 mendapat antusias yang luar biasa dari para HRD berbagai perusahaan yang ikut serta.

Dalam webinar ini, Luisa selaku pembicara mengupas tuntas semua tips dan trik dalam merekrut pekerja kerah biru. Untuk Anda yang ketinggalan acaranya, berikut ini rangkumannya untuk Anda.


Mengenal Pekerja Kerah Biru

Dalam acara webinar, pertama-tama  Luisa memberikan pengertian tentang apa itu pekerja kerah biru. Mengutip definisi dari Workable Better Hiring, pekerja kerah biru atau blue collar worker adalah istilah yang merujuk pada pekerja yang lebih mengandalkan kekuatan fisik untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dan biasanya bekerja di luar ruangan.

Mereka bisa punya kecakapan khusus seperti menggunakan alat atau mengoperasikan mesin tertentu, atau bahkan tidak memiliki kecakapan sama sekali.

Biasanya para blue collar worker ini sering bekerja di bidang bisnis yang beroperasi di lapangan atau juga pabrik. Contoh pekerjaan blue collar worker adalah seperti waiter, server, pekerja konstruksi, supir, dan lainnya.


Keuntungan Merekrut Pekerja Kerah Biru

Pada webinar Luisa juga menyampaikan bahwa pekerja kerah biru sebenarnya memberikan keuntungan dua belah pihak, baik untuk perusahaan dan juga karyawan itu sendiri. 

Bagi perusahaan, mereka akan diuntungkan bisa mendapatkan SDM dalam jumlah banyak dalam waktu singkat. Pegawai kerah biru pun punya loyalitas yang tinggi apalagi bila sudah ada koneksi.  Keuntungan yang terakhir bagi perusahaan adalah adanya orang yang mau bekerja yang lebih berat dan “kotor” (panas, debu, dan berbahaya).

Sedangkan dari sisi karyawan keuntungan yang mereka dapatkan seperti menambah lapangan kerja, membuka peluang kerja bagi fresh graduate vokasi atau SMK. Lowongan kerja blue collar worker juga sering dijadikan stepping stone dalam memulai karir di suatu bidang pekerjaan.


Karakteristik Blue Collar Worker

Pekerja kerah biru juga punya beberapa karakteristik. Karakteristik ini menjadi ciri mereka yang harus bisa ditangkap oleh Anda sebagai HRD agar dapat menemukan kandidat terbaik. Dalam webinar KitaNgobrol, Luisa membagi karakteristik dari blue collar worker menjadi 6 poin, antara lain:

  1. Bayaran bisa dihitung perjam.
  2. Berkomunitas atau berserikat.
  3. Pendidikan masih belum terlalu tinggi
  4. Kerja fisik.
  5. Berasal dari kelas sosial menengah ke bawah.
  6. Bisa memiliki skill maupun tidak. 


Tantangan yang Sering Dihadapi dalam Merekrut Pekerja Kerah Biru

Sebagai seseorang yang telah lama berkecimpung di dunia perekrutan pekerja kerah biru, Luisa mengerti, bahwa tidaklah mudah merekrut pekerja kerah biru. Ada saja tantangan yang Anda temui, tantangan itu juga beragam, beberapa tantangan yang biasanya dihadapi antara lain.


1. Blue Collar Worker = Practical

Luisa menjelaskan, bahwa tantangan pertama adalah mereka sangat practical. Para pekerja kerah biru lebih terbiasa kerja di lapangan. Oleh karena itu, mereka kurang menyukai segala pekerjaan yang bersifat teoritis dan cenderung gagap teknologi. Karena tidak suka teori, mereka juga cenderung kurang teliti dalam membaca.

Walau demikian, mereka sangat memegang teguh janji. Namun tidak disarankan Anda memberikan janji yang belum terwujud kepada mereka. Pekerja kerah biru juga sangat mempertimbangkan hubungan timbal balik. Artinya mereka akan memberikan usaha lebih jika perusahaan juga memberi lebih.


2. Come & Go Really Fast!

Pekerja kerah biru cenderung mudah sekali bergabung dan mudah juga keluar. Ini sering ditemukan terutama di bidang retail dan F&B. Jika ada tawaran pekerjaan yang lebih menarik, mereka cenderung tidak berpikir panjang dan langsung akan menerima pekerjaan baru tersebut. Masalah jenjang karir bukan jadi yang utama bagi mereka. Selama mendapatkan penawaran yang lebih baik, mereka akan memilih hal tersebut.

Inilah hal yang banyak ditemukan oleh HRD dan jadi sesuatu yang sangat melelahkan bagi HRD. Karena artinya mereka kembali harus mencari kandidat lainnya sebagai pengganti, dan memulai lagi dari awal proses perekrutan.


Seperti Apa Proses Rekrutmen Kerah Biru

Dalam proses perekrutan, tentunya sebagai seorang HRD punya penilaian tertentu, begitu juga saat Anda akan merekrut pekerja kerah biru. Tentu prosesnya berbeda dari merekrut pekerja kerah putih. Ada berbagai penilaian yang dibocorkan Lusia dalam acara KitaNgobrol, antara lain.


1. Mengumpulkan Talentpool

Proses ini bisa dilakukan dengan beberapa cara, seperti referensi dari teman. Anda bisa menanyakan kepada pekerja lainnya, apakah mereka memiliki teman yang sedang membutuhkan pekerjaan atau tidak. Jika Anda meminta referensi, pastikan terlebih dahulu bahwa pekerja yang Anda jadikan referensi memiliki etos kerja yang baik. 

Selain dari referensi teman, talentpool juga bisa Anda dapatkan dari job portal seperti KitaLulus maupun juga media sosial. 



2. Penilaian Utama

Untuk mendapatkan pekerja terbaik, tentu dalam proses rekrutmen ada penilaian-penilain tertentu, ada beberapa hal yang harus masuk dalam penilaian utama saat Anda merekrut pekerja kerah biru. 

1. Pengalaman Kerja

Anda bisa tanyakan detail pekerjaan dan kontribusi dia pada pekerjaan sebelumnya.

2. Kompetensi yang Diperlukan

Cobalah identifikasi kompetensi yang harus dimiliki oleh kandidat.

3. Tanyakan Seputar Perusahaan

Pastikan kandidat juga mengetahui hal-hal mengenai perusahaan dan posisi yang ia lamar.

4. Realistic Job Review

Di sini, Anda bisa minta kepada kandidat untuk menceritakan tantangan apa yang pernah ia hadapi dalam bekerja di posisi yang mereka lamar. Dari sini Anda juga bisa tarik kesimpulan, bagaimanakan kandidat dalam menyelesaikan segala tugas yang diberikan.

5. Opini User

Selanjutnya Anda bisa tanyakan pendapat user mengenai kandidat. Apakah kandidat sudah memenuhi ekspektasi mereka atau belum.


Menyusun Lowongan Kerja Blue Collar Worker

Menyusun lowongan untuk pekerja kerah biru tentu agak berbeda dengan menyusun lowongan untuk pekerja kerah putih. Jika Anda ingin lowongan yang dibuka diminati banyak kandidat, Luisa memberikan bocoran tips & trik dalam menyusun lowongan kerja untuk blue collar worker.

Luisa mengungkapkan, kunci utama dalam membuat lowongan pekerja kerah biru adalah SIMPLE! 

Pertama, pastikan dari segi bahasa gunakan bahasa yang mudah dimengerti dan umum, hindari kalimat yang ambigu dan kurang umum digunakan dalam keseharian. Perhatikan juga jobdesk dan kualifikasi, jabarkanlah tanggung jawab dalam kualifikasi dengan simpel.

Hal yang satu ini mungkin sering sekali terabaikan, penggunaan font. Dalam lowongan, cobalah gunakan font yang mencolok terutama ketika kamu menulis nama posisi, masa kerja, status kepegawaian. Hal ini untuk menarik minat mereka.

Lalu perhatikan juga media interview, terkadang para pekerja kerah biru tidak ingin terlalu dibuat susah dan ribet. Mereka juga masih gagap dalam menggunakan perangkat canggih, cobalah gunakan job portal atau interview yang mudah diakses.



Strategi HRD dalam Merekrut Karyawan Blue Collar 

Seperti yang sudah diungkapkan di atas, bahwa merekrut karyawan blue collar adalah tantangan tersendiri bagi para HRD. Tapi, bukan berarti tidak ada jalan dan strategi untuk mendapatkan kandidat terbaik. Beruntungnya, Lusia berbaik hati membocorkan bagaimana strategi merekrut karyawan blue collar sebagai HRD.

Strategi ini akan sangat membantu Anda, jadi cobalah disimak dan dicatat, ya!


1. Tanyakan “Mengapa  Anda ingin bekerja di sini?”

Meskipun ini pertanyaan yang umum, tapi dengan mengajukan pertanyaan ini Anda bisa mengetahui kira-kira apa yang menjadi motivasi dari kandidat untuk melamar dan masuk ke perusahaan. 

Apabila ia benar-benar tahu tentang perusahaan, dapat dipastikan mereka melakukan riset terlebih dahulu, kandidat seperti ini bisa jadi pertimbangan Anda. Tapi, bila mereka tidak bisa menjawab atau tidak mampu memberikan gambaran tentang perusahaan Anda, lebih baik tidak direkrut.


2. Jarak

Pertimbangkan juga jarak antara rumah dengan perusahaan. Biasanya jika jaraknya semakin dekat, kemungkinan pekerja akan betah dan bertahan lama akan semakin tinggi. Karena pasti budget ongkos juga jadi pertimbangan mereka.


3. Extrasupervice

Sebagai HRD, Anda harus memberikan bimbingan ekstra. Biasanya pekerja blue collar ini mudah sekali keluar atau pergi karena ada permasalahan baik masalah pribadi atau antar rekan kerja,  misalnya bertengkar atau merasa tidak enak, Mereka bisa pergi begitu saja tanpa pertimbangan yang panjang. 

Jadi sebagai HRD benar-benar harus dapat membimbing dan memperhatikan. 

Tidak lupa juga memberikan mereka training dengan benar secara teknis. Agar mereka benar-benar bisa melakukan pekerjaan dengan tepat.


4. Cek Sosial Media Pelamar

Mengecek jejak digital mereka juga penting. Selain melihat kepribadian mereka, sekarang-sekarang ini, mengecek sosial media juga bisa menjadi antisipasi perusahaan terhadap tindakan-tindakan yang tidak diinginkan yang akan merusak citra perusahaan.

Lusia memberikan sedikit tips, cobalah hindari kandidat yang terlalu oversharing. Biasanya kandidat yang oversharing tidak memikirkan terlalu mendalam tentang apa yang mereka posting apakah akan berdampak kepada pekerjaannya atau tidak.


5. Buatkan Mereka Form

Daripada CV, cobalah buatkan mereka sebuah form yang isinya mirip CV. Kenapa? Karena menurut mereka membuat CV itu susah, mereka masih banyak sekali yang kesulitan bagaimana membuat CV yang baik dan benar, apa saja yang harus dituliskan, dan lain sebagainya. 

6. Behavior Pelamar

Cobalah perhatikan behavior pelamar saat menghadiri interview. Sekalipun dilakukan secara online, cobalah lihat apakah kandidat niat untuk tetap berpakaian yang rapi atau tidak. Karena dari sini juga akan terlihat bagaimana mereka dalam mengerjakan pekerjaan nantinya.

Jika offline, cobalah perhatikan gestur, cara duduk, cara menjawab, dan apakah ia bisa datang tepat waktu saat interview.


Seperti itulah tips dan trik dalam merekrut karyawan blue collar dari Luisa, pastinya sangat membantu bukan? Untuk Anda sebagai HRD, pastikan selalu menambah pengetahuan tentang pelamar agar mendapatkan kandidat terbaik yang akan memajukan perusahaan. Jangan ragu untuk mengikuti beragam kegiatan seperti yang diadakan KitaLulus. Tidak hanya program acara, KitaLulus juga mempunyai blog yang punya beragam informasi seputar dunia HRD. Cara aksesnya juga mudah, bisa melalui website atau aplikasi KitaLulus. Aplikasi KitaLulus tersedia secara gratis di Playstore.